jangan kemana-mana, dik
aku akan membiru disini
menunggumu dewasa
seperti pesan si tua yang telah mati
hingga petang membawa,
lalu bnatu aku angkat tanah merah
bongkahan demi bongkahan
sampai tak terlihat senyumku
sampai habis masa jagaku
Laman
Kamis, 29 Maret 2012
Rintik hujan
Rintik hujan
harum dan nafasnya
dulu ada kamu dibawahnya
merasakan tiap hujam
yang dikit mencubit kilutmu
Kau tetap disana
menanti aku rubah pikirku
tapi tetap saja sama
kau sia-sia
harum dan nafasnya
dulu ada kamu dibawahnya
merasakan tiap hujam
yang dikit mencubit kilutmu
Kau tetap disana
menanti aku rubah pikirku
tapi tetap saja sama
kau sia-sia
Cara mencintaimu
Aku mau mencintaimu tanpa syarat
Tak seperti hujan yang hadir karena mendung
Tak juga seperti es yang berhutang budi kepada air
Aku mau mencintaimu dengan rindu
Hanya itu
Tak seperti hujan yang hadir karena mendung
Tak juga seperti es yang berhutang budi kepada air
Aku mau mencintaimu dengan rindu
Hanya itu
Gitar
Kau ajari aku cara petik gitarmu
nada yang benar jangan meleset katamu
suruh aku tetap memainkannya
sampai nanti waktunya berubah katamu
Tapi apa yang berubah kini?
nada dan gitarnya sama. Lalu?
pemainnya, Ya!
'pemilik' gitar itu berganti.
bukan lagi aku?
Oh, mungkin ini waktunya, kan?
nada yang benar jangan meleset katamu
suruh aku tetap memainkannya
sampai nanti waktunya berubah katamu
Tapi apa yang berubah kini?
nada dan gitarnya sama. Lalu?
pemainnya, Ya!
'pemilik' gitar itu berganti.
bukan lagi aku?
Oh, mungkin ini waktunya, kan?
Biarkan dia lepas
Butakan aku terhadap rasa ini
aku tau hanya kau yang tahu caranya
menghambarkannya dan biarkan dia pergi jauh
Tolong lakukan itu
Terhadap aku yang terus membeku
menatapmu lagi
aku tau hanya kau yang tahu caranya
menghambarkannya dan biarkan dia pergi jauh
Tolong lakukan itu
Terhadap aku yang terus membeku
menatapmu lagi
Langganan:
Postingan (Atom)