Laman

Selasa, 28 Agustus 2012

Kau (tetap) didasar

Aku melihatmu bersamanya.
Dia, memboncengmu mesra saat melihat aku melintas.
Kau, tersenyum seperti isyaratkan "Hai" dengan sangat sempurna.
Membuat letupan-letupan luka terlintas----seperti air yang mendadak matang.
Seharusnya perih itu hari ini menghambar.
Seharusnya hari ini aku juga berpapasan denganmu dengan seseorang memboncengku.
Lalu aku isyaratkan kata "Ini aku tanpamu" sambil tersenyum menyapamu.
Bahkan tadi aku tak mempu melakukan apa-apa, sayang....
Namamu masih tergembok sangat baik didasar.

Rabu, 15 Agustus 2012

Bermain dengan setitik cinta

Apa kita akan terus seperti ini?
Bercumbu dengan ego dan harapan? Kita samakan arti kasih dengan kasih lainnya. Kita buang jauh-jauh kata berpisah, namun nyatanya kita tak luput darinya? Sayang, kenapa musti seperti ini? Girang dengan pasangan tapi malah mudah tersentuh dengan nafas lain. Sebenarnya ini untuk apa? Untuk apa kau terus temani aku nyatanya yang aku fikirkan keadaannya ditengah malam adalah bukan kau? Lalu untuk apa tadi siang kita tertawa lepas? Untuk apa tadi siang aku terlelap nyaman dibahumu lalu bahagian dengan kecupmu? Apa kau juga merasa dilema yang sama? Kita dulu satu, sayaang. Kenapa jadi begini? Bermain-main dengan setitik cinta.