Laman

Rabu, 14 Desember 2016

Yang tak berjudul, tapi telah selesai

Pulangnya aku di malam dihari keenam,
Tersenyum aku tak habis-habis.
Memeluk erat ingatan, kau tertawa renyah berkat si anak kecil yang jatuh dan tumpah semua popcorn di tangannya.

Di hari dimana bucket bunga di ruang tamu rumahku,
Bahagia aku tak henti-henti.
Seperti hayalan, manusia terbaik sedunia menemani di 17 tahun umurku.

Di penghunjung dua ribu enam belas ini,
Malah yang buatku sesak merinding yaitu pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana bisa terjadi" yang takut-takut kau jawab.

Dan hari minggu tepat di bulan ke duabelas,
Pujaku kepadamu,
Terhenyak meluntur tiap detiknya, tiap menitnya.
Mereka yang tadinya membiusku dengan memori tentangmu, melangkah mengendap sampai aku tak tahu kamu pernah ada, sebaik itu, setulus itu.

"Apa iya dulu sosok indahmu pernah ada?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar