Laman

Senin, 27 Maret 2017

Sembilan hari

Aku tak pernah benar-benar melihat matamu dari kedekatan.
Rasanya gerakku lebih cekatan, tapi hanya melihat punggungmu waktu itu.
Itu saja cukup,
Jangan pernah balikkan badan.
Aku tau kamu pasti gusar, bahkan risih tiada kepalang.
Tapi apa yang bisa ku lakukan selain membuntutimu?

Melihat punggung, seorang yang bisa buatku senyum seharian.
Seharian, dari pagi hingga malam.
Seharian, sehari tapi berkali-kali.

Kemarin aku bilang hampir seminggu.
Aku lupa, ternyata hari dimulai dari Minggu ketiga, bulan maret ini.
Kehidupan baru dimulai, yang lama masih ada, hanya tunggu giliran disudahi.
Benar-benar disudahi karena merasa tak di hargai, atau disudahi karena



apa?
isi sendiri

1 komentar: