Sembilan
belas hari
Pagi kedua
bulan Mei
Pagi yang
buatku tahu bahwa rindu bisa semenohok ini.
Hanya
perihal rindu, ceritanya.
Malah bawa
aku jauh di mimpi bertemu lagi denganmu.
Tentang
seorang wanita, yang berkeringat dahinya, dan dikuncir kuda rambutnya.
Lari terpogoh mengejarku demi menyupi bubur,
di dua tahunku.
Atau basah juga dasternya karena cuci
seragam sekolah, di sepuluh tahun umurku.
Atau lain seperti pelukku ketika
pemberitahuan kelulusan studi SMA ku, tiga tahun lalu.
Juga memori-memori yang suka mampir dan
menggelitik pelupukku,
sampai teriakku, tak lagi kudengar.
Harapan akan
kembalimu kadang suka buatku percaya pada seribu origami burung bangau
Yang bisa
kabulkan mimpi seseorang, Sadako Sasaki tokohnya.
Terdengar irrasional
memang.
Tapi mimpi
kadang suka bawamu ketempat yang semu;
Terpojok disudut ruangan,
dan gemetar karena menangisi rindu, misalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar