Laman

Kamis, 09 Februari 2012

Luka.

Aku melukai lagi diriku sendiri dengan asa yang aku buat sendiri. Aku tak menyalahkan adamu disini. Tapi entah mengapa mengingatmu aku luka. Bagai teriris dengan ingat tawamu. Kau tahu alasan aku mengaggumimu di awal karena tawaku-kan? Ya. Tapi sekarang tidak. Ingat tawamu malah berkelibat luka yang hadir. Sedih, dan aku menenggelamkan kepalaku sambil menitik air diujung mata. Sungguh sedih. Barusan saja aku lihat tawamu sangat hangat. Aku ingin lari memelukmu saat itu juga. Tapi entah... ada yang lain saat aku lihat sorot mata ditawa hangatmu itu. Kau...berhadapan dengan dia! Dia yang aku sangka telah sirna dimakan cinta padaku. Dia yang aku kira telah pergi dari persinggahanmu. Dan maafkan aku memergokimu merangkai lagi masa lalu yang belum tuntas. Maaf aku dulu hadir saat cerita kau dan dia yang belum usai. Maafkan aku atas hadirku. Itu semua karena kau yang mampu membuatku bertekuk litut memuja. Izinkan sekarang aku pergi kalau memang tempatku telah terisi (lagi) dengan seorang dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar